July 1, 2024

Xzone

Digilife Techno Zone Indonesia

Munculnya Starlink Bukan Ancaman, Menurut Bos Telkom BTS Masih Dibutuhkan

5 min read

Jadi, Starlink udah resmi masuk Indonesia sekarang. Tapi, menurut bos Telkom, Ririek Adriansyah, kehadiran BTS masih tetap dibutuhkan loh. Katanya, jaringan seluler terestrial jauh lebih besar cakupannya. Jadi kalau mau nambah kapasitas, lebih gampang pake BTS. Sementara satelit kan gak sefleksibel itu. Bakal ada hambatan juga kalau satelitnya kebanyakan, bisa saling ganggu. Jadi meski ada Starlink, Ririek yakin BTS tetap dibutuhkan buat nge-cover area yang lebih luas dan nambah kapasitas internet.

Kehadiran Starlink Di Indonesia

Starlink adalah layanan internet satelit milik SpaceX yang disediakan oleh Elon Musk. Layanan ini menawarkan konektivitas internet berkecepatan tinggi dengan menggunakan konstelasi satelit. Sejak diluncurkan pada tahun 2019, Starlink telah memasang lebih dari 1.700 satelit dan berencana untuk meluncurkan puluhan ribu satelit lagi dalam beberapa tahun mendatang.

Menguntungkan bagi daerah terpencil

Starlink dapat menjadi pilihan menarik bagi masyarakat di daerah terpencil yang sulit mendapatkan layanan internet. Satelit Starlink dapat menyediakan konektivitas di tempat-tempat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh internet berkecepatan tinggi. Ini adalah keuntungan besar bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil.

Tidak mengancam BTS

Meskipun Starlink telah resmi diluncurkan di Indonesia, kehadirannya tidak mengancam peran BTS. Menurut Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, BTS masih dibutuhkan karena jaringan seluler darat jauh lebih besar. BTS lebih fleksibel dalam meningkatkan kapasitas, sedangkan satelit kurang fleksibel dan dapat mengalami interferensi jika terlalu banyak satelit.

Oleh karena itu, kehadiran Starlink di Indonesia tidak berarti menggantikan peran BTS. Kedua layanan ini dapat saling melengkapi untuk memberikan akses internet ke seluruh pelosok negeri. Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati manfaat dari kedua teknologi ini.

Pendapat Direktur Utama Telkom Soal Starlink

Starlink memang telah resmi masuk ke Indonesia, tapi menurut Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, BTS masih sangat dibutuhkan.

BACA JUGA  Telkomsel Bidik Penonton Anime Dengan Paket Spesial

BTS lebih fleksibel

Menurut Ririek, jaringan selular darat jauh lebih luas. Jika kapasitas selular perlu ditambah, lebih mudah dilakukan dengan BTS. Sementara satelit tidak sefleksibel itu, bahkan bisa mengalami gangguan jika satelit terlalu banyak.

Teknologi berbeda

Selain itu, Starlink dan BTS merupakan dua teknologi yang berbeda. Starlink menggunakan satelit sebagai infrastruktur jaringan, sementara BTS menggunakan menara. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing dalam hal cakupan jaringan dan kecepatan.

Masih dibutuhkan

Jadi menurut Ririek, kehadiran Starlink tidak berarti membuat BTS tidak dibutuhkan lagi. Kedua teknologi ini sebenarnya saling melengkapi. Dengan adanya Starlink, masyarakat mendapat pilihan lebih banyak untuk akses internet. Namun BTS tetap penting guna mendukung jaringan selular yang lebih luas.

Ririek mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dengan memperkuat infrastruktur jaringan, baik BTS maupun fiber optik. Dengan begitu, masyarakat bisa menikmati layanan telekomunikasi berkualitas tinggi. Starlink hadir bukan sebagai ancaman, melainkan peluang untuk bersaing dan terus berinovasi.

Alasan BTS Masih Dibutuhkan Menurut Bos Telkom

Cakupan yang Lebih Luas

Seperti yang dikatakan Ririek, jaringan seluler darat jauh lebih luas cakupannya dibandingkan satelit. Jika kapasitas seluler perlu ditambah, penambahan BTS jauh lebih fleksibel. Sebaliknya, satelit tidak serba bisa dan ada hambatan, jika satelit terlalu banyak akan terjadi interferensi.

Kemudahan Penggunaan

BTS dapat dengan mudah diakses oleh perangkat seluler seperti ponsel. Sedangkan untuk mengakses internet satelit, dibutuhkan perangkat khusus dan proses pemasangan antena yang rumit. Hal ini tentu kurang praktis bagi kebanyakan pengguna internet di Indonesia.

Biaya yang Lebih Terjangkau

Biaya pemasangan dan pengoperasian BTS tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan satelit. Biaya satelit sangat mahal, mulai dari biaya peluncuran hingga pemeliharaan orbit. Sementara biaya BTS bisa ditekan dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada. Hal ini berdampak pada tarif internet yang ditawarkan ke pelanggan.

BACA JUGA  Starlink Bikin Telkom Bangkrut? Kok Bisa?

Dengan keunggulan di atas, BTS masih sangat dibutuhkan meskipun ada alternatif satelit seperti Starlink. Kedua teknologi ini sebenarnya dapat saling melengkapi. Starlink dapat menjangkau wilayah terpencil yang sulit dijangkau BTS. Sementara BTS tetap menjadi andalan untuk area padat penduduk.

Kelebihan Jaringan Seluler Darat Dibanding Satelit

Jaringan seluler berbasis menara BTS masih diperlukan meskipun internet satelit Starlink telah resmi memasuki Indonesia. Hal ini dikarenakan jaringan seluler darat jauh lebih luas cakupannya dibandingkan satelit.

Jika kapasitas jaringan seluler perlu ditingkatkan, lebih mudah dilakukan dengan menambah BTS. Sementara satelit tidak serba bisa, akan ada gangguan jika satelit terlalu banyak, bisa terjadi interferensi,” ujar Ririek kepada awak media.

Mudah Ditingkatkan Kapasitasnya

Peningkatan kapasitas jaringan seluler dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan penambahan BTS baru atau peningkatan kemampuan BTS yang sudah ada. Sedangkan untuk satelit, tidak mudah untuk meningkatkan kapasitasnya karena membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama.

Cakupan Lebih Luas

Jaringan seluler berbasis menara BTS memiliki cakupan yang jauh lebih luas dibandingkan satelit Starlink. BTS dapat ditempatkan hampir di seluruh pelosok negeri, bahkan di daerah terpencil sekalipun. Sedangkan cakupan satelit Starlink masih terbatas pada area tertentu saja.

Biaya Lebih Murah

Pembangunan jaringan seluler berbasis BTS jauh lebih murah dibandingkan dengan satelit. Satelit membutuhkan biaya yang sangat besar, baik untuk peluncuran satelit maupun perawatannya. Sedangkan BTS relatif lebih murah untuk didirikan dan dioperasikan.

Dengan berbagai kelebihannya, jaringan seluler berbasis menara BTS masih sangat dibutuhkan meskipun ada satelit Starlink. Kedua jaringan ini sebenarnya saling melengkapi, bukan saling bersaing. Satelit lebih cocok digunakan di daerah terpencil yang sulit dijangkau BTS, sedangkan BTS lebi

FAQ Tentang Starlink: Apakah Starlink Ancaman Bagi BTS?

Seperti yang dikatakan oleh Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, kehadiran BTS masih dibutuhkan meskipun internet satelit Starlink sekarang ini resmi memasuki Indonesia.

BACA JUGA  Target 2024: BAKTI Masih 'Hutang' 630 BTS 4G

BTS lebih fleksibel dibandingkan satelit

Seperti yang dikatakan Ririek, jaringan seluler terestrial jauh lebih besar. Jika jaringan seluler perlu meningkatkan kapasitas, lebih mudah dengan BTS. Sementara satelit tidak sefleksibel itu, juga akan ada hambatan, jika terlalu banyak satelit akan ada interferensi.

BTS dapat dengan mudah ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan kapasitas jaringan di suatu daerah. Sementara satelit Starlink harus meluncurkan satelit baru untuk menambah kapasitas, yang tentunya membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar.

Starlink belum bisa menggantikan BTS

Saat ini layanan internet satelit Starlink baru tersedia di beberapa wilayah di Indonesia, dan kecepatannya masih belum bisa menyaingi layanan 4G maupun 5G yang disediakan operator seluler seperti Telkomsel. Sementara itu, jangkauan jaringan 4G Telkomsel sudah mencapai lebih dari 90% populasi Indonesia.

Starlink sendiri sebenarnya ditujukan untuk daerah terpencil yang sulit dijangkau jaringan terestrial. Sehingga, kehadiran Starlink belum bisa menggantikan peran BTS secara signifikan, setidaknya untuk beberapa tahun ke depan. Starlink masih perlu waktu untuk mengembangkan satelit dan layanannya agar bisa bersaing dengan jaringan seluler yang sudah ada.

Jadi, untuk saat ini BTS masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konektivitas masyarakat Indonesia. Adanya Starlink justru bisa melengkapi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, terutama di daerah terpencil.

Conclusion

Jadi, walaupun Starlink sudah hadir, BTS tetap dibutuhkan karena jaringan seluler terestrial jauh lebih luas. BTS lebih mudah meningkatkan kapasitas jika dibutuhkan. Sementara satelit kurang fleksibel dan akan ada gangguan jika terlalu banyak satelit. Jadi simpulannya, BTS masih penting peranannya meskipun ada Starlink. Kita perlu memanfaatkan kekuatan masing-masing teknologi untuk memberikan layanan internet terbaik kepada masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *