July 1, 2024

Xzone

Digilife Techno Zone Indonesia

Ribuan Mahasiswa Teknik Tolak Tawaran Kerja Dari Google Dan Amazon

6 min read

Kau tahu, sebagai mahasiswa teknik, kita kerap mendapat tawaran kerja dari perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Google dan Amazon. Namun, ribuan mahasiswa teknik baru-baru ini menolak tawaran kerja dari raksasa teknologi tersebut. Alasannya? Mereka menentang kontrak Google dan Amazon dengan pemerintah Israel. Gerakan NOTA (No Tech for Apartheid) terus berlanjut sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina yang dibombardir Israel. Tujuan utama kampanye ini adalah mendesak perusahaan teknologi besar membatalkan kontrak mereka dengan pemerintah Israel, termasuk Project Nimbus. Terdiri dari pekerja teknologi dari berbagai posisi, NOTA semakin dekat dengan salah satu tujuan mereka. Dilansir Wired, Kamis (20/06), lebih dari 1.100 mahasiswa dan pekerja muda bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) mengatakan mereka tidak akan bekerja untuk perusahaan yang mendukung sistem Apartheid dan genosida Israel.

Ribuan Mahasiswa Teknik Tolak Tawaran Kerja Dari Google Dan Amazon

Lebih dari 1.100 mahasiswa bidang sains, teknologi, teknik dan matematika menyatakan tidak akan bekerja untuk perusahaan yang mendukung sistem apartheid dan genosida Israel.

Seperti diberitakan Wired, Kamis (20/6), kampanye NOTA (No Tech for Apartheid) terus berlanjut sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina yang dibombardir Israel. Tujuan utama kampanye ini adalah mendesak perusahaan teknologi besar untuk membatalkan kontrak mereka dengan pemerintah Israel, termasuk Proyek Nimbus.

NOTA terdiri dari pekerja teknologi dari berbagai posisi, dan semakin dekat dengan salah satu tujuan mereka.

Dengan diluncurkannya kampanye dari Wired, lebih dari 1.100 mahasiswa bidang sains, teknologi, teknik dan matematika menyatakan tidak akan bekerja untuk perusahaan yang mendukung sistem apartheid dan genosida Israel.

Google dan Amazon dituduh mendukung kejahatan perang Israel.

Perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Amazon dituduh mendukung kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia Israel terhadap Palestina. Kedua perusahaan ini memiliki kontrak senilai miliaran dolar dengan pemerintah Israel. Proyek Nimbus khususnya, yang melibatkan Google, Amazon, dan Microsoft, bertujuan untuk menyediakan layanan cloud computing untuk pemerintah Israel.

Kampanye NOTA: Tidak Ada Teknologi Untuk Apartheid

NOTA, atau “No Tech for Apartheid”, adalah kampanye yang terus berlangsung sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina yang telah dibombardir Israel. Tujuan utama kampanye ini adalah mendesak perusahaan teknologi besar untuk membatalkan kontrak mereka dengan pemerintah Israel, termasuk Proyek Nimbus.

BACA JUGA  3 Tugas Tim Penanggulangan Judi Online | Mulai Bekerja Pekan Ini

Gerakan Para Pekerja Teknologi Muda

Terdiri dari pekerja teknologi dari berbagai posisi, NOTA semakin mendekati salah satu tujuannya. Diluncurkan dari Wired, Kamis, (20/06), lebih dari 1.100 mahasiswa dan pekerja teknologi muda STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) mengatakan mereka tidak akan bekerja untuk perusahaan yang mendukung sistem Apartheid Israel dan genosida.

Menolak Tawaran Pekerjaan Dari Google dan Amazon

Para mahasiswa ini menolak tawaran kerja dari perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Amazon karena keterlibatan perusahaan-perusahaan ini dalam proyek militer Israel seperti Nimbus, yang membantu pengawasan massal terhadap penduduk Palestina yang diduduki.

Tuntutan Pembatalan Proyek Nimbus

Kampanye ini menuntut pembatalan Proyek Nimbus, kesepakatan senilai $1,2 miliar antara Amazon, Google, Microsoft dan pemerintah Israel yang melibatkan penyediaan layanan cloud computing dan kecerdasan buatan untuk militer dan intelijen Israel. Proyek ini dianggap sebagai dukungan langsung terhadap kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia.

Mengapa Mahasiswa Menolak Bekerja Untuk Perusahaan Raksasa Teknologi?

Kampanye NOTA (No Tech for Apartheid) masih berlangsung sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina yang telah diserang oleh Israel. Tujuan utama kampanye ini adalah menuntut perusahaan teknologi besar membatalkan kontrak mereka dengan pemerintah Israel, termasuk Proyek Nimbus.

Mendukung Humanisme

Mahasiswa dan pekerja muda teknologi ini menolak tawaran kerja dari Google dan Amazon karena alasan humanisme dan kemanusiaan. Mereka tidak ingin bekerja untuk perusahaan yang mendukung sistem apartheid dan genosida Israel terhadap Palestina.Dengan menolak tawaran kerja dari raksasa teknologi seperti Google dan Amazon, mereka ingin menyuarakan dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina.

Membantu Gerakan Pemboikotan

Dengan bergabung dalam kampanye NOTA, para mahasiswa teknik dan calon pekerja teknologi muda ini turut membantu gerakan pemboikotan terhadap Israel. Pemboikotan ekonomi adalah salah satu cara untuk memberi tekanan kepada suatu negara agar berubah kebijakannya. Dengan memboikot produk dan layanan dari raksasa teknologi seperti Google dan Amazon, gerakan NOTA berharap dapat memaksa kedua perusahaan ini membatalkan kontrak dengan pemerintah Israel.

BACA JUGA  INAFIS Bocor, Apa Penyebabnya Dan Mengapa Begitu Berbahaya?

Menciptakan Perubahan

Aksi penolakan kerja dari para mahasiswa teknik dan pekerja muda teknologi ini diharapkan dapat menciptakan perubahan. Setidaknya dapat memaksa Google dan Amazon untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka bekerja sama dengan pemerintah Israel. Jika kedua raksasa teknologi ini membatalkan kontrak dengan Israel, hal ini tentu akan memberikan tekanan kepada pemerintah Israel dan memaksa mereka untuk berubah kebijakan terhadap Palestina. Inilah harapan dari gerakan NOTA dan para mahasiswa serta pekerja muda yang bergabung dalam kampanye

Apa Yang Diminta Kampanye NOTA Kepada Perusahaan Teknologi?

Hentikan kontrak dengan Israel

NOTA menyatakan bahwa perusahaan teknologi global seperti Google dan Amazon harus menghentikan kontrak mereka dengan pemerintah Israel, termasuk proyek Nimbus. Menurut NOTA, kontrak-kontrak ini memungkinkan Israel untuk terus meneruskan sistem apartheid dan genosida terhadap rakyat Palestina.

Jangan berinvestasi di perusahaan bermasalah

Selain itu, NOTA juga mendesak perusahaan teknologi untuk berhenti berinvestasi di perusahaan Israel yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki. Sebagai contoh, NOTA menyebutkan bahwa perusahaan seperti Google, Amazon, dan Microsoft berinvestasi di perusahaan seperti Anthropic, Orcam, Kaltura, dan monitisasi yang mendukung pengembangan teknologi di wilayah Palestina yang diduduki.

Rekrutlah insinyur berintegritas

Kampanye NOTA juga mendesak perusahaan teknologi untuk merekrut insinyur dan teknisi yang menolak untuk terlibat dalam proyek yang mendukung kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia. Sebagai contoh, NOTA menyatakan bahwa perusahaan teknologi seharusnya merekrut lulusan dan insinyur muda yang menolak tawaran kerja dari perusahaan yang terlibat dalam proyek Nimbus.

Berikan dukungan finansial dan moral

Terakhir, NOTA meminta agar perusahaan teknologi memberikan dukungan finansial dan moral untuk organisasi hak asasi manusia dan kemanusiaan di wilayah Palestina yang diduduki. Misalnya, perusahaan dapat mendanai organisasi seperti Palestinian Children’s Relief Fund, UNRWA, dan Medical Aid for Palestinians.

Dengan tindakan ini, NOTA berharap perusahaan teknologi global dapat memainkan peran penting dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaan dan keadilan. Teknologi

BACA JUGA  Apple Ajarkan Kecerdasan Buatan Untuk Mahasiswa Akademi Pengembang Di Indonesia

Pertanyaan Yang Sering Diajukan Tentang Penolakan Mahasiswa Ini

Banyak orang bertanya-tanya mengapa mahasiswa teknik dan pekerja muda ini menolak tawaran kerja dari perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Amazon. Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang kampanye NOTA dan alasan di balik penolakan mahasiswa tersebut:

Mengapa mereka menolak tawaran kerja dari Google dan Amazon?

Para mahasiswa dan pekerja muda teknologi ini menolak bekerja untuk Google dan Amazon karena perusahaan-perusahaan ini memiliki kontrak dengan pemerintah Israel. Mereka menuntut agar kontrak-kontrak ini dibatalkan karena Israel melakukan apartheid dan genosida terhadap rakyat Palestina.

Apakah mereka anti-Israel?

Tidak, kampanye NOTA bukanlah kampanye anti-Israel. Mereka hanya menentang kebijakan apartheid Israel terhadap rakyat Palestina. Mereka mendukung hak asasi manusia dan keadilan untuk semua orang.

Bagaimana dengan masa depan karir mereka?

Dengan menolak pekerjaan di perusahaan teknologi raksasa, para mahasiswa dan pekerja muda ini tentu mengambil risiko besar terhadap masa depan karir mereka. Namun, mereka berpendapat bahwa berdiam diri saja tidaklah cukup. Mereka ingin menggunakan suara dan platform mereka untuk mendukung perjuangan kemanusiaan. Mereka yakin akan ada perusahaan lain yang mendukung nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan yang sama.

Kampanye NOTA telah berhasil menarik perhatian publik terhadap praktik apartheid Israel. Tindakan berani dari para mahasiswa dan pekerja muda teknologi ini patut diapresiasi karena telah mempertaruhkan masa depan karir mereka demi mendukung perjuangan rakyat Palestina. Semoga tindakan mereka dapat membuat perubahan yang berarti dan mendorong lebih banyak perusahaan teknologi untuk berhenti men

Conclusion

Jadi begitulah, jangan biarkan dirimu terkecoh oleh uang yang besar dan kesempatan kerja di perusahaan teknologi terkenal. Ikuti hati nuranimu dan berjuanglah untuk apa yang benar, seperti mahasiswa-mahasiswa teknik ini yang menolak tawaran kerja dari Google dan Amazon karena dukungan perusahaan-perusahaan itu terhadap kejahatan perang Israel. Dengan bergabung bersama gerakan seperti NOTA, suaramu bisa membuat perbedaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *