July 4, 2024

Xzone

Digilife Techno Zone Indonesia

Di Antara 3 Lokasi Pusat Data Nasional, Yang Mana Yang Diretas?

5 min read

Kamu pasti sedang bertanya-tanya pusat data nasional mana yang baru-baru ini diretas oleh ransomware Brain Cipher. Seperti yang kita tahu, Indonesia sedang gempar karena Pusat Data Nasional Sementara 2 diserang ransomware terbaru LockBit 3.0 bernama Brain Cipher sejak Kamis lalu. Insiden berskala nasional ini membuat banyak orang penasaran, di antara 3 lokasi Pusat Data Nasional yang ada, yang mana yang sebenarnya diserang? Rupanya, Pusat Data Nasional yang diretas ransomware adalah Pusat Data Nasional Sementara 2 yang berlokasi di Surabaya. Hal ini disampaikan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian beberapa waktu lalu.

Apa Itu National Data Center?

Definisi Singkat

National Data Center atau Pusat Data Nasional (PDN) adalah sebuah fasilitas pusat penyimpanan data digital skala besar milik pemerintah Indonesia. Ini berfungsi sebagai tulang punggung infrastruktur IT nasional untuk menyimpan, memproses, dan mendistribusikan data penting terkait keamanan nasional, layanan publik, dan berbagai aplikasi pemerintah.

Mengapa PDN Dibutuhkan?

PDN dibutuhkan untuk menjamin keamanan data dan informasi milik negara dari ancaman siber. Dengan mengonsolidasikan penyimpanan data dalam fasilitas yang sangat aman, pemerintah bisa lebih baik melindungi data sensitif dari pembobolan atau pencurian.

PDN juga memungkinkan optimalisasi sumber daya dengan memusatkan infrastruktur IT di satu lokasi. Ini efisien secara biaya dan memastikan keandalan tinggi untuk sistem penting seperti pengawasan keamanan, komunikasi darurat, dan operasi pemerintah rutin.

Lokasinya Di Mana?

Saat ini ada 3 lokasi PDN sementara yang digunakan sambil menunggu pembangunan PDN permanen selesai. PDN sementara terletak di:

  1. Jakarta
  2. Surabaya (yang diretas)
  3. Batam

PDN permanen rencananya akan dibangun di daerah Mamminasata, Sulawesi Selatan. Fasilitas berteknologi tinggi ini dirancang tahan bencana dengan sistem keamanan berlapis untuk melindungi data paling rahasia Indonesia.

Ada 3 Lokasi National Data Center Di Indonesia

Apa Itu Pusat Data Nasional?

Pusat Data Nasional atau National Data Center adalah infrastruktur penting yang menampung data pemerintah dan layanan publik kritis. Ini bak “otak” utama yang mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data sensitif untuk seluruh negeri.

BACA JUGA  Nasional Data Center Down, Layanan Imigrasi Di Seluruh Indonesia Terganggu

Jadi jangan heran kalau keamanannya dijaga ketat. Bayangkan saja kalau informasi rahasia itu bocor — bisa chaos informasi tingkat nasional!

3 Lokasi Utama Pusat Data

Untuk mengantisipasi risiko seperti kebocoran data atau serangan siber, pemerintah membangun 3 lokasi Pusat Data Nasional yang tersebar. Tujuannya agar data tetap aman meski satu lokasi diserang atau terganggu.

Ketiga lokasi tersebut adalah:

  1. Pusat Data Nasional Utama di Bitung, Sulawesi Utara
  2. Pusat Data Nasional Cadangan di Surabaya, Jawa Timur
  3. Pusat Data Nasional Cadangan Lanjutan di Magelang, Jawa Tengah

Lokasi Yang Diretas?

Nah, yang baru-baru ini diserang ransomware Brain Cipher adalah Pusat Data Nasional Cadangan di Surabaya. Ini dikarenakan Pusat Data Nasional Utama di Bitung belum sepenuhnya selesai dibangun.

Jadi sementara waktu, sebagian besar data penting disimpan di lokasi cadangan Surabaya ini. Untungnya serangan berhasil diatasi dan data krusial tidak bocor ke pihak jahat.

Tetap waspada ya! Ancaman siber tak pernah berhenti mengintai. Semoga insiden ini jadi pelajaran berharga untuk meningkatkan keamanan siber nasional kita.

National Data Center Sementara 2 Di Surabaya Diserang Ransomware

Serangan Ransomware Ini Merusak Sistem

Ransomware Brain Cipher yang menyerang Pusat Data Nasional Sementara 2 di Surabaya benar-benar membuat kerusakan parah. Serangan ini mengacaukan sistem dan membuat data-data penting tidak dapat diakses lagi. Ya, inilah yang terjadi ketika ransomware menyerang – mengacak dan mengenkripsi data dengan sandi rahasia.

Penyerang kemudian meminta tebusan dalam bentuk kripto untuk membuka kunci enkripsi. Jika tidak dibayar, data-data itu bisa hilang selamanya. Mengerikan sekali, bukan? Serangan ini memang menjadi mimpi buruk bagi lembaga pemerintah manapun.

Dampak Serangan Ini Cukup Luas

Karena Pusat Data Sementara 2 ini adalah fasilitas penting, dampak serangannya terasa sampai ke berbagai instansi pemerintah. Banyak layanan publik jadi terganggu akibat tak bisa mengakses data yang dibutuhkan. Mulai dari pelayanan kependudukan, perpajakan, sampai ke proses perizinan dan pendataan lainnya.

BACA JUGA  4.921 Akun Judi Online Diblokir, Peredaran Judi Online Makin Liar

Tapi tenang saja, BSSN selaku penanggungjawab keamanan siber nasional telah bergerak cepat. Mereka tengah melakukan analisis forensik untuk mencari cara memulihkan data. Diharapkan segera ada solusi agar layanan publik bisa kembali normal.

Pelajaran Berharga Dari Insiden Ini

Serangan ransomware ini jelas menjadi tamparan keras bagi kita semua. Bahwa keamanan siber adalah hal yang tidak bisa dipandang remeh, terutama untuk aset-aset kritikal seperti pusat data nasional.

Ke depannya, sistem keamanan harus lebih diperketat lagi. Mulai dari perlindungan terhadap malware, deteksi ancaman, hingga prosedur cadangan dan pemulihan data. Semoga insiden ini bisa menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

Dampak Serangan Ransomware Terhadap Data Nasional

Ancaman Keamanan Data Nasional

Serangan ransomware terhadap pusat data nasional merupakan ancaman serius bagi keamanan data penting milik negara. Aksi peretasan ini bisa mengakibatkan kebocoran informasi rahasia, hilangnya data penting pemerintah, hingga gangguan pada layanan publik yang mengandalkan data tersebut.

Bisa dibayangkan jika data-data seperti informasi kependudukan, catatan kriminal, bahkan rencana pertahanan nasional jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini bisa menjadi bencana besar bagi keamanan nasional.

Dampak Terhadap Masyarakat

Selain ancaman keamanan, serangan ransomware juga bisa berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Bila layanan publik seperti administrasi kependudukan, perpajakan, bahkan sektor kesehatan dan keuangan terganggu, ini bisa menghambat aktivitas warga sehari-hari.

Apalagi jika data-data pribadi seperti nomor identitas, riwayat kesehatan, atau rekening bank bocor dan disalahgunakan untuk tindak kejahatan seperti pencurian identitas. Ini tentu saja bisa menimbulkan kepanikan dan merugikan masyarakat.

Bahaya Peretasan Massal

Yang lebih mengkhawatirkan, serangan ransomware skala nasional ini membuka peluang bagi aksi peretasan massal yang lebih besar. Bila pusat data nasional bisa diretas, bagaimana dengan fasilitas penting lainnya? Ini bisa menjadi pemicu serangan beruntun ke sektor industri, infrastruktur kritis, bahkan lembaga pemerintahan.

Oleh karena itu, insiden ini harus ditangani dengan serius dan tuntas. Pemerintah harus memperketat sistem keamanan data nasional, meningkatkan kewaspadaan, serta berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah bahaya yang lebih besar.

BACA JUGA  Pakar: Jangan Buru-Buru Percaya Brain Chiper Mau Bagi Kunci Data

FAQ National Data Center: Lokasi Mana Yang Diserang?

Pusat Data Sementara di Surabaya

Berdasarkan informasi dari Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, lokasi yang diserang ransomware Brain Cipher tersebut adalah Pusat Data Sementara 2 di Surabaya. Disebutkan bahwa pusat data sementara ini digunakan karena pembangunan Pusat Data Nasional yang permanen belum rampung.

“Data ini disimpan di Pusat Data Sementara, karena kita tahu pembangunan Pusat Data Nasional belum selesai,” ungkap Hinsa.

Tiga Lokasi Pusat Data

Untuk konteks yang lebih jelas, Indonesia saat ini memiliki tiga lokasi Pusat Data Nasional yang tersebar. Lokasi pertama ada di Kawasan Nukib, Serpong. Lokasi kedua atau Pusat Data Sementara 1 berada di Meruya, Jakarta Barat.

Sementara lokasi ketiga yang diserang ransomware adalah Pusat Data Sementara 2 di Surabaya. Jadi, meskipun terdapat tiga lokasi, hanya lokasi Surabaya yang terkena insiden peretasan terakhir.

Pusat Data Permanen Masih Dibangun

Seperti dinyatakan Kepala BSSN, alasan menggunakan pusat data sementara karena pembangunan Pusat Data Nasional permanen yang berlokasi di Nukib, Serpong belum rampung. Pusat data permanen ini ditargetkan selesai pada 2024 mendatang.

Saat selesai nanti, pusat data di Serpong akan menjadi pusat kendali seluruh data pemerintah dan sistem kritikal nasional. Sehingga sangat penting untuk memastikan keamanan siber yang maksimal demi menghindari insiden serupa di masa depan.

Conclusion

Jadi, seperti yang kamu ketahui sekarang, yang diretas oleh ransomware Brain Cipher adalah Pusat Data Nasional Sementara 2 yang berada di Surabaya. Walaupun seluruh data nasional disimpan di sana, kamu tidak perlu khawatir. Pemerintah pasti akan segera menangani masalah ini dan memulihkan semua data yang hilang atau terenkripsi. Yang terpenting sekarang adalah tetap tenang dan percaya pada kemampuan pemerintah dalam mengamankan data nasional kita. Semoga insiden ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *